FAI UMSU telah berakreditasi A dengan dua program studi yang berbeda yaitu Pendidikan Agama Islam dan Manajemen Bisnis Syariah. Selain itu juga menurutnya telah banyak yang dilakukan oleh FAI UMSU, begitu juga dengan prestasinya.
“Menurut saya bahwa FAI UMSU dalam konteks manajemen dan organisasi adalah yang terbaik diantara 42 sekolah tinggi islam swasta di Sumatera Utara, sangat koordinatif sistem yang terdapat pada Fakultas tersebut,”ucapnya.
Anshari dalam kata sambutannya mengaitkan sarjana dengan salah satu surah Ali Imran ayat 190. “Sarjana kalau kita kaitkan dengan ayat Al Qur’an surah Ali Imran ayat 190 yang berisi bahwa terdapat kata ulul albab yang artinya tidak sia sia. Sarjana adalah orang-orang yang mampu memaksimalkan kolaborasi antara sifat dengan akal lillahi dan bersifat idealis,”ujar Anshari.
Ia menjelaskan bahwa seorang sarjana dapat menciptakan berbagai inovasi untuk mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan. Menurutnya saat ini kita sedang berada di lima fase pemikian filsafat, yaitu nomosentris, teosentris, logosentris, antofosentris dan digitalisentris. Dan kita saat ini mengalami fase yang kelima, yaitu digitalisentris.
“Saat ini digital bukan hanya mendekatkan kita kepada manusia, mendekatkan kepada komunikasi namun membuat manusia bergantung begitu hebat kepeda digital sehingga dapat membuat kedamaian, kesenangan bahkan mengisi kekosongan keseharian kita. Tetapi hal digitilisentris ini mampu melakukan rekayasa diri kita dan sosial untuk menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,”jelasnya.
Dengan begitu Anshari mengatakan kepada wisudawan untuk mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah SWT dan dalami ilmu agar bermanfaat bagi orang banyak. “Karena sarjana itu dikatakan “Ulul Albab” yaitu sarjana yang diciptakan oleh Allah SWT tidak ada yang dilakukannya dengan sia-sia. Bersyukurlah, Allah menciptakan sesuatu itu pasti ada manfaatnya,”kata Anshari.